Sabtu, 27 November 2010

Jangan Terbuai Kearifan “Lokal”


Judul diatas merupakan judul yang sama persis dengan salah satu artikel yang dimuat oleh harian Kompas pada rubrik lingkungan dan kesehatan. Artikel yang saya temukan saat bersantai ditengah-tengah kesibukan menyelesaikan tugas sebagai seorang pegawai bawahan. Jiwa yang lelah sejenak bangkit kembali setelah melihat artikel yang menggugah otak yang telah dangkal ini. Sebagai seorang yang bertugas dan berkecimpung dalam dunia pemberdayaan masyarakat, melihat atau pun mendengar kata “kearifan lokal” merupakan sesuatu yang layak untuk disimak.  

Dalam artikel tersebut tertulis perkataan Iwan Tjitradjaja yang merupakan seorang dosen antropologi dari salah satu universitas terkemuka di Indonesia, UI. Beliau berkata bahwa “meski sebagian komunitas masyarakat Indonesia memiliki kearifan lokal dalam menghadapi bencana di daerahnya, itu tidak perlu dilebih-lebihkan. Selain kearifan, sebagian besar masyarakat justru memiliki banyak sisi ketidaktahuan dan kekurangtahuan memahami bencana.” Dengan membaca perkataan beliau, ingatan saya langsung tertuju pada sosok seorang Mbah Maridjan  yang menjadi korban dalam tragedi bencana letusan Gunung Merapi yang juga merenggut puluhan korban jiwa serta meluluhlantakkan apapun  yang ada di lereng Merapi.

Selasa, 23 November 2010

3 Kemungkinan Terkabulya Doa

Sudah bertahun-tahun, si Muhammad selalu memanjatkan do’a. Tak kunjung pula dikabulkan. Lama-kelamaan ia pun lantas berputus asa.
Mungkin ada satu pelajaran yang si Muhammad belum mengetahuinya termasuk pula kita. Perlu dipahami bahwa setiap do’a yang kita panjatkan—jika memang terpenuhi syarat-syaratnya—niscaya diijabahi. Namun belum tentu yang kita minta bisa persis seperti itu. Boleh jadi Allah beri yang lebih baik. Boleh jadi Allah alihkan ke pilihan lain karena siapa tahu yang kita minta bisa mencelakakan diri kita. Barangkali pula Allah berikan persis sesuai dengan apa yang kita minta. Ini semua tergantung pada hikmah Allah Ta’ala.

Contoh gampangnya seperti seorang dokter. Ia mendapati pasien yang sakit dan ingin diobati. Si pasien mengeluhkan penyakitnya seperti ini dan seperti ini. Lantas dokter pun memberikan ia resep obat. Boleh jadi yang ia beri adalah yang persis yang diminta oleh si pasien. Boleh jadi pula dokter beri resep yang lebih baik, lebih dari yang si pasien kira. Boleh jadi pula si dokter memberi resep obat yang lain, tidak seperti yang si pasien minta, namun dokter tersebut tahu mana yang terbaik. Demikianlah permisalan terkabulnya do’a.

Minggu, 21 November 2010

Derita Bisa Jadi Nikmat

Sebuah pelajaran berharga dari Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah. Semoga dapat menghibur hati yang sedang luka atau merasakan derita.
Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan:
Di antara sempurnanya nikmat Allah pada para hamba-Nya yang beriman, Dia menurunkan pada mereka kesulitan dan derita
Disebabkan derita ini mereka pun mentauhidkan-Nya (hanya berharap kemudahan pada Allah, pen). Mereka pun banyak berdo’a kepada-Nya dengan berbuat ikhlas. Mereka pun tidak berharap kecuali kepada-Nya. Di kala sulit tersebut, hati mereka pun selalu bergantung pada-Nya, tidak beralih pada selain-Nya. Akhirnya mereka bertawakkal dan kembali pada-Nya dan merasakan manisnya iman. Mereka pun merasakan begitu nikmatnya iman dan merasa berharganya terlepas dari syirik (karena mereka tidak memohon pada selain Allah). Inilah sebesar-besarnya nikmat atas mereka.  

Jumat, 19 November 2010

Kisah Ayah dan Anak Pembawa Onta

Pastinya cerita ini tidak ditemukan sendiri. Ide-ide di otak terkadang meluncur liar, contohnya ketika anekdot ini muncul spontan dari rekan saya. Ide memang meluncur liar, sayang kesadaran makna muncul telat, baru setelah insyaf datang dan kewarasan menghapus distorsi parah di otak, akhirnya tulisan ini tertuang. Tidak perlu membahas mengenai penyebab guncangan otak, karena memang kurang penting disini. Kembali ke topik utama tulisan, kita ceritakan ulang anekdot brilian rekan saya ini.
Alkisah suatu masa di negeri entah dimana letaknya, berjalanlah seorang ayah bersama anaknya untuk bersafar di negeri tetangga. Mereka berdua melangkah melintasi perkampungan sambil menuntun seekor unta sebagai kendaraan. Singkat cerita, karena merasa kasihan dengan si anak, akhirnya diperintahkanlah oleh sang ayah agar anaknya menaiki punggung onta, sementara ia berjalan menuntun hewan berpunuk tersebut.

Rabu, 17 November 2010

Bisa Jadi Sesuatu yang Kamu Benci itu adalah Baik Bagimu

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah:216).

Dalam ayat ini banyak tedapat hikmah, rahasia, dan kemaslahatan bagi manusia. Jika manusia mengetahui bahwa yang dibenci akan membawa kecintaan dan yang dicintainya akan membawa kebencian maka ia tidak takut menghadapi kesengsaraan dan tidak akan berputus asa jika dalam kemudahan terdapat sesuatu yang membahayakan yang tidak diketahuinya, sesungguhnya Allah mengetahui yang tidak diketahui manusia.

Pentingnya Pendidikan Lingkungan Hidup Untuk Anak


Pendahuluan
Telah kita ketahui bersama bahwa kondisi lingkungan sekarang sungguh memprihatinkan. Kondisi tersebut dari waktu ke waktu terus mengalami penurunan. Gejala-gejala alam yang menunjukkan hal itu telah nampak semakin jelas. Semakin tingginya suhu bumi dan musim yang sulit untuk diprediksi merupakan contoh gejala yang kita rasakan dari semakin rusaknya lingkungan bumi. Bencana banjir yang silih berganti menerjang wilayah Indonesia sebagai indikasi nyata rusaknya alam di negara kita.

Kerusakan lingkungan yang terjadi saat ini akibat dari aktivitas-aktivitas manusia yang tidak memerhatikan keseimbangan alam. Eksploitasi sumberdaya alam baik hutan maupun bahan tambang yang dilakukan selama ini cenderung merusak alam.  Tidak hanya itu, usaha ekonomi produksi skala kecil yang dilakukan masyarakat dengan berbagai aktivitasnya banyak juga yang merusak alam.  Penyebab utama  dari keadaan ini adalah karena kepentingan pelestarian alam sering diabaikan di tingkat pengambil keputusan di negara kita.